Janji
Duri Beracun
tempias
tetesan racun bunuh tanah air
racunnya sudah terasa mengalir pelan
sayup-sayup suara kecil tidak terdengar
harimau tinggal duduk manis menunggu
semuanya tinggal menunggu duri beracun
yang bercampur darah menuju pusatnya
mulut harimau hanya tinggal mengunyah
daging yang sudah termakan janji
semua pasrah menanti masa
kehancuran pusat tubuh tanah air
tidak ada yang berani bergerak mejauh
semua sudah terlajur di ruang sempit
gelap
tidak adakah jalan keluar
apakah memang janji itu hanya
pegantar
ke perut panas harimau tua
Tak
Kuasa Maju
bibir kering kelu tak bicara
sapaan embun tak bisa menyapa
kantong mata yang kuyu lesu
paku di kayu berwarna biru
pangkal labu terbelah pilu
saku kosong berisi kartu
perut kosong ditambal labu
sakit badan dianggap tabu
lagu lebaran tak ada yang baru
sekarang hidup terasa semu
dipaksa dengan keadaan dunggu
mana bisa kita maju
tidak mengharap waktu
lingkaran bumi dilingkari kelabu
walau laut tampak biru
entah sampai kapan pakai tungku
percuma pura-pura belagu
kondisi tidak bisa dikibul melulu
*oleh: Atikah Hidayati (Sasindo '14)
0 komentar:
Post a Comment