KEMERDEKAAN AMBIGUITAS DAN SIMBOL CINTA KAORU
ALIZAR TANJUNG
*Makalah utuh akan disampaikan dalam Seminar Kritik Sastra tanggal 14 April di Ruang Seminar FIB, dalam agenda Pekan Kritik Sastra HMJ Sastra Indonesia Unand.
Membaca puisi, seperti membaca tubuh sendiri. Kita menguliti
satu persatu tubuh kita. Tubuh yang terdiri dari darah, daging, tulang. Puisi
yang sudah menjadi darah, daging, tulang kembali diungkai satu persatu. Di sisi
lain membaca puisi seperti membuka isi kepala yang berisi tentang filosofi,
perenungan, persepsi, pemikiran, pengalaman hidup. Berdasarkan pengalaman
hidup, ada yang terperangkap dalam masa lalu, ada yang terperangkap dalam masa
depan yang ambigiutas, ada yang terperangkap dalam ideologi dan modernisme.
Berbeda halnya dengan membaca kumpulan puisi Ziarah Kemerdekaan karya Muhammad
Ibrahim Ilyas, Ziarah Kemerdekaan lepas dari keterkurungan pesimistis, dengan
adanya puisi terakhir Surat Lain Tahun.
Puisi-puisi yang terhimpun dalam buku puisi disusun secara runut berdasarkan
tahun. Puisi yang dihimpun berdasarkan urutan tahun penulisan, seiringan jalan
dengan asam garam kehidupan yang dialami oleh sang penyair. Selagi penyair itu
hidup, jalan pikiran selalu berkembang.
Puisi-puisi yang ditampilkan dari awal, puisi-puisi yang
sarat dengan ziarah: ziarah pribadi, ziarah keluarga, ziara sebagai makhluk
negara, ziarah kemerdekaan. Sedangkan ziarah itu sendiri mengandung makna
mengunjungi segala sesuatu yang dianggap sudah pergi dan tidak akan kembali.
Ada makna kiasan bahwa yang tinggal hanyalah kenangan dan angan-angan masa
lalu. Di sisi lain ziarah berarti belajar mengambil manfaat. Ketiadaan menjadi
pelajaran berharga. Ketiadaan menjadi titik nol menuju ada.
Urutan
tahun menjadi perangkap bagi pembaca puisi. Sebab itu sebagai pembaca, saya
membaca puisi ini secara terbalik, membaca mulai dari puisi yang terakhir. Pada
puisi Surat Lain Tahun, puisi
terakhir dalam buku ini, ziarah menjadi titik nol menuju keberadaan
kehidupan privasi. Puisi dalam puisi ini tidak lagi menjadi tubuh kasar dan
tubuh halus yang harus diziarahi (dalam arti kata sesuatu yang tidak mungkin
diperbaiki).
0 komentar:
Post a Comment