Sunday, May 3, 2015

PSIKIS NAYLA; SEORANG PENULIS DALAM CERPEN KOSONG KARYA DJENAR

Gambar: Google

Nayla merupakan tokoh utama dalam cerpen Kosong, yang dikarang oleh Djenar Maesa Ayu. Dalam kesehariannya, Nayla lebih suka berada di tempat yang tenang. Biasanya Nayla duduk di warung kopi yang memiliki suasana nyaman, tidak hiruk-pikuk seperti warung-warung lainnya. Di warung tersebut, Nayla hanya ditemani oleh segelas kopi dan lembaran kosong. Beberapa batang rokok pun tak luput dari hisapannya, hingga asbak yang ada di atas mejanya telah terisi penuh oleh abu-abu rokok. Nayla baru beranjak dari warung itu ketika malam hari, saat warung itu mau tutup.
            Djenar menjadikan Nayla sebagai tokoh yang berprofesi sebagai seorang penulis. Hal ini tampak pada cerpen yang menceritakan bahwa, Nayla lebih suka menyendiri dengan lembaran kertasnya, dari pada bergabung dengan sahabat-sahabatnya. Dia memiliki ketakutan, sikap yang ragu-ragu, serta jenuh dalam dirinya. Oleh karena itu, dia memilih untuk menyendiri di tempat yang tenang dan nyaman. Di tempat seperti itu lah, dia bisa berfikir dan memecahkan masalah dalam dirinya tadi. Sikapnya yang memilih untuk tidak berkumpul dengan sahabat-sahabatnya, membuat sahabat-sahabatnya bertanya. Mengapa Nayla suka mengunjungi kedai kopi itu? Jawaban yang diberikan Nayla adalah, karena suasananya enak untuk menulis. Psikologis Nayla dan sahabat-sahabatnya ini tampak jelas berbeda.
            Manusia dalam dunia psikologi dibedakan menjadi dua, pertama manusia yang memiliki kepribadian yang terbuka, yang kedua manusia yang memiliki kepribadian tertutup. Seseorang yang memiliki kepribadian terbuka, sangat mudah untuk membagi masalahnya dengan orang disekitarnya, seperti dengan keluarga dan sahabatnya. Sedangkan seorang yang memiliki kepribadian tertutup, sangat sulit untuk membagi masalahnya dengan orang-orang disekitarnya, dan orang ini lebih suka memendam masalahnya sendiri. Jika dilihat pada Nayla, dia termasuk orang yang memiliki kepribadian yang tertutup. Karena kebiasaannya yang memilih untuk menyendiri di warung kopi, dari pada berkumpul dengan sahabat-sahabatnya.
Seorang manusia yang hidup dan tinggal di antara manusia lainnya, suatu saat akan merasakan kehidupan yang kosong, hampa, dan sunyi. Manusia ini akan mengasingkan dirinya sendiri di suatu tempat. Walaupun di sekitarnya ada saudara dan temannya, tempat dia berbagi duka maupun suka di kehidupannya. Selama pengasingan dirinya ini, dia akan merasa, berfikir, dan merenungkan kehidupannya. Dia merasakan betul kesunyian-kesunyian yang mengisi hari-harinya. Dia berfikir tentang, bagaimana sesungguhnya potret kehidupan yang dia jalani. Dia juga merenungkan, mengapa dia merasa kekosongan dalam hidupnya. Walaupun begitu, dia tetap berusaha untuk mengisi kekosongan-kekosongan kehidupannya itu. Dia akan mengisi kesunyiannya dengan berbagai hal yang bisa membuatnya merasa lebih hidup. Kadang kala dia berfikir, tidak mungkin dia lakukan semua ini, karena itu tidak akan berhasil mengisi hari-harinya.
Cerpen yang berjudul Kosong ini, menceritakan tentang sorang pengarang, yang sulit untuk berbagi pikiran dengan orang lain. Dia sulit membagi apa yang dipikirkannya dengan orang lain, walaupun dia bisa membaginya, orang lain itu yang justru sulit untuk memahami apa yang dimaksudkannya. Oleh karena itu, dia lebih suka menuangkan apa yang dipikirkannya itu ke dalam sebuah kertas, yang berupa tulisan. Dengan begitu, dia merasa terbebas dari komentar-komentar orang lain terhadap apa yang dipikirkannya. Dengan tulisan itu pun, orang lain akan mudah memahami apa yang dipikirkannya. Begitulah gambaran singkat yang diceritakan Djenar dalam cerpen Kosong.
Djenar Maesa Ayu merupakan seorang pengarang perempuan Indonesia, yang lahir pada tanggal 14 Januari 1973 di Jakarta. Ia telah menerbitkan empat kumpulan cerpen yang berjudul Mereka Bilang, Saya Monyet!, Jangan Main-main (dengan Kelaminmu), Cerita Pendenk Tentang Cerita Cinta Pendek, 1 Perempuan 14 Laki-laki, dan sebuah novel yang berjudul Nayla. Kumpulan cerpen T(w)itit! Adalah buku keenam Djenar. Selain menulis, Djenar juga menyutradarai film Mereka Bilang, Saya Monyet! (2008) dan SAIA (2009). Ia mendapat Piala Citra dari kategori Skenario Adaptasi Terbaik bersama Indra Herlambang, dan sebagai Sutradara Baru Terbaik pada Festival Film Indonesia 2009.
Dalam cerpen Kosong ini, Djenar menggambarkan bagaimana diri seorang pengarang melalui tokoh Nayla. Dia (Djenar) menempatkan pengarang dalam posisi yang memiliki kperibadian tertutup, seperti yang telah dibahas di awal tadi. Memang kebanyakan atau rata-rata dari pengarang, memiliki kepribadian tertutup. Mereka cendrung memilih kehidupan yang nyaman dan tenang. Karena mereka membutuhkan ketenangan itu, untuk menghasilkan sebuah karangan yang bisa diterima di dalam masyarakat. Namun, ada kalanya seorang pengarang membutuhkan tempat untuk berdiskusi. Agar wawasan yang didapatnya lebih banya, dan mudah menemukan ide-ide baru yang akan dituliskan.
Diskusi memang sangat membantu dalam kepegarangan. Tetapi dalam cerpen ini, Djenar lebih menekankan pada kesendirian. Kesendirian yang lambat laun akan memunculkan ide-ide untuk dituliskan, dan menjadi sebuah tulisan walaupun tanpa melakukan diskusi dengan orang-orang disekitar. Tetapi, walaupun begitu, kita perlu wawasan dan pengetahuan yang tinggi agar bisa menghasilkan sebuah tulisan. Kita perlu banyak membaca, agar ketika diri kita sendiri, kita dengan mudah menemukan ide, dan jarang menemukan masalah atau kendala dalam menuliskan tulisan.

Terbit di Singgalang Minggu, 21 Desember 2014
Penulis: Weni Gusnita, Mahasiswi Sastra Indonesia Unand
Anggota Tubuh Jendela

By HMJ Sasindo Unand with No comments

0 komentar:

Post a Comment