Thursday, June 9, 2016

Puisi-Puisi



SEEKOR KERBAU MENUNGGU HUJAN

Terik surya menepikan rambut
 Disaat kutu-kutu bertukang di tubuhku
Aku pernah cerita pada mereka "Aku ini masih punya Datuk"
Malah tukakku yang ternganga 
Mereka tau mengapa hidungku yang dikutuk
 Karena aku hanya melanjutkan tradisi kampungku
Lalu, kenapa tandukku yang mereka patahkan

Aku tidak sedurhaka Malin Kundang
Tidak memfitnah dang tuanku
Dan juga bukan Malin deman
Malah aku sering membaca Tambo

Itu petir ?
Bukan, itu hanya guruh
Siapa yang bilang itu tanda hujan 
Ketika kubangan mereka telah kering, mendengar bangau menangis

Aku hanya seekor kerbau
Bukan kemenakan Datuak maringgih
Hanya mencari makan di samping rumahnya

Aku hanya menunggu hujan
Untuk membasuh tubuhku
Agar tidak segera menjadi tradisi




BELAJAR MENGAJI

Belajar mengaji, seperti membaca teori
Kalau tidak diulang akan cepat lupa
Belajar mengaji, seperti menempuh jalan buta
Kalau tidak sering di tempuh itu hanya rimba
Belajar mengaji, belajar pada bambu
Semakin tumbuh, akarnya semakin menghujam ke bumi





ANAKKU


Annakku
Kita sudah sampai di ladang nak
Ambillah cangkul, kemudian kau tanam ubi
Agar kelak kau tidak bertanya di mana kau berada

Kemudian kau petik tomat dan jangan kau petik cabe
Supaya kelak kau merasa susah sebelum kau merasa senang

Setelah itu kau petik bayam, kemudian kau rebus
Agar kau akan merasakan asinnya garam


Setelah dewasa, pergilah ke utara mata angin
Masih lebar dunia yang kau hadang
 
 

*Oleh: Aga Pratama (Sasindo '14)

 


By HMJ Sasindo Unand with No comments

0 komentar:

Post a Comment